Pendidikan Inklufis
A.
Pengertian Pendidikan Inklusi
Menurut Staub dan Peck
Pendidikan Inklusi adalah penempatan anak
berkelainan ringan , sedang dan berat secara penuh di kelas. Hal ini menunjukan
kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak-anak berkelainan,
apapun jenis kelainannya.
Pendidikan inkusi adalah bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan
anak-anak normal pada umumnya untuk belajar serta pelayanan pendidikan untuk
anak berkebutuhan khusus tanpa memandang kondisis fisik, sosial emosional,
mental atau kondisi lainnya.
Pendidikan Inklusi sebagai wadah ideal yang
diharapkan dapat mengakomodasikan pendidikan bagi semua ( Education for all), terutama untuk anak-anak kebutuhan pendidikan khusus selama ini masih belum
terpenuhi haknya untuk memperoleh pendidikan seperti anak-anak normal lainnya.
Sebagai wadah yang ideal, pendidikan
inklusi memiliki empat karakteristik makna , yaitu :
1.
Pendidikan inklusi adalah proses yang berjalan terus
dalam usahanya menemukan cara-cara merespon keragaman individu anak
2.
Pendidikan inklusi berarti memperoleh cara-cara
untuk mengatasi hambatan –hambatan anak dalam belajar,
3.
Pendidikan inklusi membawa makna bahwa anak
mendapat kesempatan untuk hadir (di sekolah), berparisipasi dan mendapatkan
hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya, dan
4.
Pendidikan inklusif dieruntukan bagi anak-anak
yang tergolong marginal, eksklusif dan membutuhkan layanan pendidikan khusus
dalam belajar.
Pendidikan Inklusi merupakan perkembangan terkini dari model pendidikan
bagi anak berkelainan. Pendidikan inklusi
secara formal ditegaskan dalam pernyataan Salamanca pada Konferensi dunia
tentang Pendidikan Khusus tahun 1994 yang menyatakan bahwa “ Prinsip mendasar
dari pendidikan inklusi adalah : selama
memungkinkan semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa memandang
kesulitan ataupun perbedaan yang mugkin ada pada mereka.
B.
Tujuan Pendidikan Inklusi
1.
Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
semua anak dan mendapatkan pendidikan yang layak sesuai dengan kebutuhannya.
2.
Anak dapat belajar untuk menerima aanya
perbedaan dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
3.
Berkembangnya kepercayaan diri pada anak dan
merasa bangga pada diri sendiri atas prestasi yang diraih.
4.
Para orangtua dapt belajar lebih banyak tentng
bagaimana cara memperlakkan anak yang berkebutuhan khusus dengan benar.
5.
Oran tua memahami bahwa di sekolah menerima
pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kemampuan masing-masing individu
anak.
6.
Menciptakan sistem pndidikan yang menghargai
keanekaragaman tidak diskriminatif serta ramah terhadap pembelajaran.
C.
Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus dikelompokkan
menjadi anak berkebutuhan khusus temporer dan permanen. Anak berkebutuhan
khusus permanen meliputi :
1.
Anak dengan gangguan penglihatan (Tunanetra)
a.
Anak kurang awas (low vision)
b.
Anak tunanetra total (totally blind)
ciri
Penyebab :
ü
Bawaan (hereditas) berkaitan dengan kehamilan
atau infeksi kehamilan.
ü
Kecelakaan (buta perolehan)
Evek pada anak :
ü
Perkembangan bahasa yang terhambat, kesulitan
dalam memahami dan mengekspresikan bahasa.
ü
Perkembangan motorik yang terhambat.
2.
Anak dengan gangguan pendengaran dan bicara (
Tunarungu/Wicara)
a.
Anak kurang dengar (hard of hearing)
b.
Anak tuli (deaf)
Penyebab Tunarungu :
ü
Faktor keturunan
ü
Miningitis atau infeksi bakteri pada selaput
otak.
ü
Kelahia;
ü
prematur
dan trauma pada proses kelahiran.
Evek pada anak :
ü
Perkembangan bahasa yang terhhambat.
ü
Perkembangan kognitif dan intelektual mengalami
hambatan.
ü
Perkembangan sosial dan emosi juga mengalami
hambatan.
3.
Anak dengan gangguan anggota gerak (Tunadaksa)
a.
Anak layuh anggota gerak tubuh (polio)
b.
Anak dengan gangguan fungsi syaraf otak
(cerebral palcy)
4.
Anak dengan gangguan kecerdasan (Tunagrahita)
a.
Anak tunagrahita ringan (IQ 50-70)
b.
Anak tunagrahita sedang (IQ 25-49)
c.
Anak tubgrahita berat (IQ 25-kebawah)
5.
Anak autis
a.
Autis Disorde
b.
Autis Syndrome
6.
Anak lamban belajar (slow learner)
a.
Anak yang memiliki potensi intelektual sedikit
dibawah anak normal.
b.
Anak yang menyelekan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar